Hal yang paling penting
untuk penelitian di mana saja, termasuk di Timur Indonesia adalah kita mampu
memotivasi diri sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan membangun
hubungan baik dengan penduduk lokal. Selain itu, sangat penting untuk mengurus
perijinan sehingga kita sudah “aman” untuk melakukan penelitian di wilayah
tersebut.
Salah satu hal baik yang
akan muncul ketika kita melakukan penelitian di tempat baru adalah keluar dari
zona nyaman, dimana itu berarti menambah pengalaman dan menjadikan kita lebih
kuat. Mungkin saja pekerjaan kita nantinya menuntut kita untuk bertugas di
tempat baru, sehingga dengan pengalaman penelitian di tempat yang awalnya
asing, kita sudah terbisa untuk berada di tempat yang baru. Selain itu, mungkin
saja penelitian yang kita lakukan akan sangat bermanfaat di tempat tersebut.
Ketika belum banyak
penelitian yang mengambil latar belakang sebuah tempat baru, maka penelitian
tersebut akan menjadi lebih menarik, bukan? Selain itu, peneliti akan mendapat
kenalan baru, memperluas networking,
dan melihat perspektif berbeda bagaimana orang menhadapi masalah (salah satunya
masalah kesehatan), antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Tantangan penelitian di
daerah baru, terutama Timur Indonesia tentu saja ada, seperti bahasa, budaya,
tempat tinggal, bekerja sendiri atau dengan tim, tidak punya kenalan, tidak ada
internet, susah air, panas, transportasi sulit, jarak yang terlalu jauh, endemik
malaria, biaya hidup tinggi, serta tidak ada listrik yang berarti tidak ada
juga televisi dan radio. Namun, seiring dengan berlajannya penelitian, akan
selalu ada solusi bagi setiap masalah yang muncul.
Saya berikan dua contoh
penelitian di luar pulau jawa sebagai gambaran bahwa penelitian di luar pulau
jawa adalah sebuah penelitian yang menarik. Pertama adalah penelitian di
Sarolangun, Jambi, mengenai Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan Dasar Maternal
bagi Suku Anak Dalam (SAD) di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Tantangan
dalam penelitian ini adalah perbedaan bahasa, harus menginap di TNBD, stereotype SAD, jauh, bukan orang Jambi,
dan anggapan warga bahwa peneliti memiliki banyak dana. Solusi untuk masalah
yang muncul dapat berupa menggunakan interpreter atau penerjemah bahasa yang
biasanya adalah orang lokal yang juga banyak membantu memahami kehidupan
sehari-hari, kelengkapan perijinan, serta mengutarakan maksud dan tujuan dengan
jelas. Dari pengalaman penelitian di sini, saya mendapatkan pengalaman baru dan
berkenalan dengan orang rimba.
Kedua, adalah penelitian di
Maumere, NTT. Tantangan dalam penelitian ini adalah lokasi penelitian yang relatif
berjauhan, sehingga solusinya adalah menyewa kendaraan beserta driver-nya. Pastikan untuk menyepakati
harga terlebih dahulu dan perhatikan faktor keamanan. Hal baik yang didapat
dari penelitian ini adalah pengalaman penelitian di tempat baru.
Jadi, setelah membaca
paparan di atas, kemanakah kamu akan pergi? Remember,
where there is a will there is a way!
Bila ada diskusi dan pertanyaan lanjutan yang ingin disampaikan, bisa melalui comment di bawah ini atau secara langsung menghubungi narasumber melalui email inriyanitakesan@gmail.com
Bila ada diskusi dan pertanyaan lanjutan yang ingin disampaikan, bisa melalui comment di bawah ini atau secara langsung menghubungi narasumber melalui email inriyanitakesan@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar