Fun Facts of Synbiotics // Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz., MPH - Bergizi_OnlineSharing

Rabu, 30 Agustus 2017

Fun Facts of Synbiotics // Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz., MPH

Sering kali saat ini kita melihat banyak produk makanan, terutama produk susu kemasan yang terdapat tulisan mengandung probiotik, prebiotik, sinbiotik, bifidobacterium, lactobacillus protectus, FOS GOS, dan lain sebagainya. Tetapi masih banyak dari kita yang masih belum mengerti apa arti tulisan tersebut dan untuk apa bahan-bahan tersebut ditambahkan dalam bahan makanan.  Apakah bahan tersebut memiliki dampak bagi kesehatan kita?
Pada dasarnya, kesemua hal yang banyak dituliskan pada kemasan produk makanan tersebut, adalah sinbiotik. Sinbiotik itu adalah produk makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik. Perlu diingat, sinbiotik adalah kombinasi dari keduanya, sehingga apabila dalam makanan hanya terdapat prebiotik saja atau probiotik saja, maka tidak bisa kita kategorikan makanan tersebut mengandung sinbiotik. Lalu apa perbedaan antara probiotik dan prebiotik? Mari kita bahas satu persatu.

Probiotik adalah mikrobia hidup (sebagian besar adalah berupa bakteri) yang dijadikan makanan tambahan dan dapat memberikan keuntungan dengan menjaga dan memperbaiki keseimbangan mikrobiota di dalam usus. Sedangkan prebiotik adalah komponen bahan makanan yang dapat difermentasikan namun tidak dapat dicerna oleh enzim manusia yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan mengaktifkan bakteri di usus. Jadi kalo digambarkan, probiotik itu adalah bakterinya, sedangkan prebiotik adalah makanan untuk bakterinya. Probiotik yang dikonsumsi bersamaan dengan prebiotik ini yang kita sebut sebagai sinbiotik, dimana kombinasi keduanya akan membantu pertumbuhan bakteri baik di usus.


Sinbiotik ini berbeda dengan antibiotik. Pada dasarnya, antibiotik bekerja untuk mematikan mikrobia, sedangkan sinbiotik bekerja untuk mendorong pertumbuhan mikrobia terutama mikrobia baik. Jadi sinbiotik ini mampu menyebabkan bakteri yang kurang baik dapat terhambat pertumbuhannya seperti E.coli, Salmonella, dan lain sebagainya. Sedangkan di sisi lain, bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium meningkat jumlahnya.


Suatu bakteri dapat disebut sebagai probiotik apabila tidak patogen, tidak beracun, mampu melakukan aktifitas metabolik di dalam saluran cerna, berasal dari spesies yang jelas, mampu bertahan hidup pada pH rendah dan asam empedu konsentrasi tinggi, mampu menempel dan membentuk koloni pada epitel usus, memiliki sifat antibakteri, serta menguntungkan untuk kesehatan.


Kebanyakan probiotik berasal dari genus Lactobacillus dan Bifidobacterium. Tetapi tidak semua bakteri dari genus tersebut dapat digolongkan sebagai probiotik. Contohnya bakteri Lactobacillus bulgaricus yang dipakai untuk pembuatan yogurt tidak termasuk dalam probiotik karena bakteri ini tidak tahan dalam kondisi pH asam dan kondisi asam empedu tinggi. Sehingga tidak mampu bertahan dalam usus.


Karena syarat probiotik yang sangat banyak, kita harus sangat selektif dalam memilih apakah bakteri bisa dipakai sebagai makanan sinbiotik atau tidak. Pertama, dari bahan makanan yang kita curigai mengandung probiotik, contohnya tape, kita tumbuhkan terlebih dulu bakterinya di media selektif. Gunanya untuk memisahkan antara bakteri dari genus yang kita pengen lihat dengan genus lain. Contohnya media selektif lactobacillus (MRS) ini hanya bisa ditumbuhin Lactobacillus saja, bakteri lain seperti E.coli tidak akan bisa tumbuh.


Dari hasil kultur selektif ini kemudian dipilih beberapa koloni untuk diuji dengan media asam (pH 2-3) sebagai simulasi asam di lambung kita serta media yang mengandung garam empedu. Jika di kedua media ini bakteri dapat tumbuh menandakan bakteri ini mampu bertahan sampai di usus kita. Setelah itu bakteri yang potensial menjadi probiotik diuji kemampuan antagonis melawan bakteri patogen seperti E.coli, Streptococcus, atau Salmonella dan dibandingkan dengan kerja antibiotik atau probiotik komersil lain. kalau kemampuan antagonisnya baik, berarti bakteri terbukti mampu menjadi probiotik. Dari sini kita bisa mulai mengkulturkan bakteri pada bahan makanan seperti susu. Tetapi sebelum bisa dikonsumsi manusia, perlu diuji coba pada hewan coba dan dilihat dampak ke kesehatannya. Dikarenakan prosesnya yang sangat lama untuk menemukan bakteri probiotik, maka produk makanan yang mengandung sinbiotik pasti harganya lebih mahal, karena proses menemukannya dan uji klinisnya yang sulit sekali.


Disamping produk sinbiotik komersil, ternyata banyak sekali makanan lokal disekitar kita yang sudah terbukti mengandung probiotik. Contohnya seperti gatot, growol, dadih, asinan, acar, mandai cempedak, tempoyak, pakasam, wadi, tape, dan lain sebagainya. Selain itu banyak juga makanan import yang mengandung probiotik seperti kefir, kimchi, keju, dan yogurt. Maka dari itu, kalau kita bingung cari probiotik dimana, kita tinggal cari saja makanan-makanan tersebut. Selain harganya lebih murah dari produk komersil, jenis bakteri probiotiknya pun biasanya lebih beragam sehingga dapat saling melengkapi, serta secara alami sudah mengandung prebiotik yang menunjang pertumbuhan bakteri.


Beralih ke prebiotik, kita sudah mengetahui kalau prebiotik adalah makanannya bakteri. Dalam proses pencariannya, makanan bakteri ini lebih sulit didapatkan daripada makanan manusia. Analoginya, prebiotik adalah substrat atau zat gizi yang tidak boleh tercerna oleh metabolisme manusia di usus dan harus bisa mencapai kolon sehingga bisa dimanfaatkan oleh bakteri di kolon. Karena itu, zat ini harus resisten terhadap pH yang berubah-ubah, perlakuan enzimatis, dan garam empedu. Selain itu, prebiotik yang baik harus dapat mendukung pertumbuhan spesifik bakteri baik saja terutama bakteri probiotik. Zat yang tergolong dalam kategori ini kebanyakan adalah karbohidrat kompleks dalam bentuk serat larut atau pati resisten.

Contoh dari prebiotik adalah inulin, fruktooligosakarida (FOS), galaktooligosakarida (GOS), fruktan, stakiosa, rafinosa, dan lain sebagainya. Setiap probiotik memiliki prebiotik spesifiknya masing-masing. Jadi tidak selalu prebiotik cocok dengan semua bakteri, contohnya FOS lebih cocok untuk lactobacillus. Sehingga kita harus berhati-hati dalam pemilihan pasangan prebiotik dan probiotik.



Tetapi dimana kita bisa mencari zat-zat prebiotik tersebut? Tanpa kita sadari, prebiotik secara alami  banyak ditemukan di makanan sehari-hari. Contohnya di bawang-bawangan, pisang, tomat, kacang-kacangan, dan lainnya. Tetapi, ada beberapa bahan makanan yang mengandung prebiotik alami dalam jumlah yang besar dan hanya ada di negara tropis seperti indonesia, yaitu gembili, garut, ubi, bengkoang, umbi bunga dahlia, dan banyak umbi-umbi lainnya. Karena itu, kita harus bersyukur karena banyak makanan lokal Indonesia yang baik untuk bakteri di usus kita.


Setelah tau seluk beluk prebiotik dan probiotik, sekarang mari kita belajar apa saja manfaat sinbiotik untuk kesehatan.

Pertama, fungsi dari makanan sinbiotik adalah meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Dengan meningkatnya bakteri baik di usus, bakteri jahat seperti E.coli, salmonella dan teman-temannya dapat ditekan pertumbuhannya. Sehingga kejadian penyakit seperti diare dapat ditekan. Dengan demikian sinbiotik dapat berguna juga sebagai antibiotik alami tanpa mengganggu keseimbangan mikrobiota di usus. Disamping itu, pertumbuhan mikrobiota yang baik dapat meningkatkan massa feses dan meningkatkan frekuensi buang air besar sehingga menghindarkan dari sembelit.

Kedua, karena pertumbuhan bakteri baik di usus meningkat, maka metabolisme zat gizi di usus menjadi lebih maksimal. Karena bakteri di usus juga berperan penting dalam pemecahan zat gizi dan membantu absorbsinya, terutama sejumlah mineral yang kelarutannya rendah seperti zat besi, kalsium, zinc dan sebagainya. Selain itu, 5-15% dari total energi yang kita peroleh berasal dari hasil fermentasi bakteri di usus melalui produksi SCFA (Short Chain Fatty Acid).

Ketiga, kombinasi sinbiotik yang tepat dapat memiliki efek antioksidan sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya kanker, aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Keempat, sinbiotik dapat menstimulasi imunitas kita. Sebagian besar virus dan bakteri patogen umumnya masuk melalui saluran pencernaan. Pertumbuhan mikrobia yang baik di usus akan meningkatkan produksi short chain fatty acid (SCFA) dalam usus dan meningkatkan respon natural killer cell, T cell dan lainnya sebagai tameng perlindugan pertama kita.


Bila ada diskusi dan pertanyaan lanjutan yang ingin disampaikan, bisa melalui comment di bawah ini atau secara langsung menghubungi narasumber melalui email dominikusraditya@gmail.com


1 komentar:

Randi Bouty mengatakan...

Prebotik memang penting untuk tubuh. Untuk itu selalu sediakan prebiotik di rumah.
Vitamin Australia